Minggu, 20 Januari 2013

Sukses Menghindari Banjir dengan Sumur Resapan

Bagaimana sebaiknya Sumur Resapan di Pekarangan Rumah Kita Dibuat? Satandar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan, menetapkan beberapa persyaratan umum yang harus dipenuhi sebuah sumur resapan yaitu :
  1. Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam atau labil.
  2. Sumur resapan harus dijauhklan dari tempat penimbunan sampah, jauh dari septic tank (minimum lima meter diukur dari tepi), dan berjarak minimum satu meter dari fondasi bangunan.
  3. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,50 meter pada musim hujan.
  4. Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap air) lebih besar atau sama dengan 2,0 cm per jam (artinya, genagan air setinggi 2 cm akan teresap habis dalam 1 jam), dengan tiga klasifikasi, yaitu :
  • Permeabilitas sedang, yaitu 2,0-3,6 cm per jam.
  • Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus), yaitu 3,6-36 cm per jam.
  • Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar), yaitu lebih besar dari 36 cm per jam.

Banjir menggenang Jakarta pekan lalu

Banyak korban baik jiwa maupun material yang tidak sedikit.

Mengapa banjir ini seolah menjadi fenomena, yang bahkan katanya mempunyai siklus sendiri. Tiap 5 tahunan konon katanya.

Tetapi apakah demikian, apakah kita hanya kemudian berpasrah.
Memang pemerintah sudah melakukan banyak upaya seperti misalnya banjir kanal timur, beberapa daerah sangat menerima efek positif dari banjir kanal timur ini.

Namun, tempat lain masih banyak yang masih saja terkena banjir pekan lalu.
Pemerintah memang berencana untuk membangun kanal-kanal dan gorong-gorong yang lain.
Waktulah yang kemudian menentukan.

Kembali pertanyaan nya apakah kita kemudian hanya menunggu pemerintah atau orang lain membangun sarana atau ada sesuatu yang bisa kita lakukan.

Ya ada, kita bisa mulai dengan membangun sumur resapan. Tidak usah menunggu orang lain, Bantul dan Yogyakarta telah terbukti bebas banjir dengan menerapkan teknik sumur resapan ini.

Kita bisa memulai dari rumah kita sendiri, bayangkan kalau tiap rumah mempunyai satu sumur resapan, ada berapa rumah di Jakarta. Tentu efeknya bisa seperti kanal besar di seluruh Jakarta.

Mulailah dari rumah kita sendiri dan himbaulah tetangga untuk juga membuatnya.

Bersama kita bisa.... :)

Berikut adalah cara membuat sumur resapan :

 
Bagaimana sebaiknya Sumur Resapan di Pekarangan Rumah Kita Dibuat? Satandar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan, menetapkan beberapa persyaratan umum yang harus dipenuhi sebuah sumur resapan yaitu :
  1. Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam atau labil.
  2. Sumur resapan harus dijauhklan dari tempat penimbunan sampah, jauh dari septic tank (minimum lima meter diukur dari tepi), dan berjarak minimum satu meter dari fondasi bangunan.
  3. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,50 meter pada musim hujan.
  4. Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap air) lebih besar atau sama dengan 2,0 cm per jam (artinya, genagan air setinggi 2 cm akan teresap habis dalam 1 jam), dengan tiga klasifikasi, yaitu :
  • Permeabilitas sedang, yaitu 2,0-3,6 cm per jam.
  • Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus), yaitu 3,6-36 cm per jam.
  • Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar), yaitu lebih besar dari 36 cm per jam.

Spesifikasi Sumur Resapan
Sumur resapan dapat dibuat oleh tukang pembuat sumur gali berpengalaman dengan memperhatikan persyaratan teknis tersebut dan spesifikasi sebagai berikut :
1. Penutup Sumur
Untuk penutup sumur dapat dipilih beragam bahan diantaranya :
  • Pelat beton bertulang tebal 10 cm dicampur dengan satu bagian semen, dua bagian pasir, dan tiga bagian kerikil.
  • Pelat beton tidak bertulang tebal 10 cm dengan campuran perbandingan yang sama, berbentuk cubung dan tidak di beri beban di atasnya atau,
  • Ferocement (setebal 10 cm).
2. Dinding sumur bagian atas dan bawah
Untuk dinding sumur dapat digunakan bis beton. Dinding sumur bagian atas dapat menggunakan batu bata merah, batako, campuran satu bagian semen, empat bagian pasir, diplester dan di aci semen.
3. Pengisi Sumur
Pengisi sumur dapat berupa batu pecah ukuran 10-20 cm, pecahan bata merah ukuran 5-10 cm, ijuk, serta arang. Pecahan batu tersebut disusun berongga.
4. Saluran air hujan
Dapat digunakan pipa PVC berdiameter 110 mm, pipa beton berdiameter 200 mm, dan pipa beton setengah lingkaran berdiameter 200 mm.
Satu hal yang penting, setelah sumur resapan dibuat, jangan lupakan perawatannya. Cukup dengan memeriksa sumur resapan setiap menjelang musim hujan atau, paling tidak, tiga tahun sekali.
Nah, sederhana bukan? Dengan membuat sumur resapan di pekarangan masing-masing, kita bias mencegah banjir sekaligus ,enjaga cadangan air.

Sukses untuk anda, semoga yang berikut adalah banjir rejeki untuk kita semua.
MacSukses

Rabu, 19 Desember 2012

Makna dibalik masalah

Pada jaman dahulu ada seorang raja. Raja ini kemudian meletakkan sebuah batu yang sangat besar di tengah-tengah jalan raya.
Raja ini kemudian bersembunyi didekat batu besar tersebut untuk melihat apa saja yang dilakukan rakyatnya saat melihat batu besar itu.
Beberapa rakyat yang menduduki posisi cukup lumayan di kerajaan melalui jalan raya itu dan menggerutu kemudian lewat tepi jalan dengan susah menghindari batu tersebut.
Hari semakin siang dan semakin banyak orang yang melewati jalan tersebut, banyak orang yang kemudian juga menggerutu mengapa ada batu besar di tengah jalan, mengapa sang raja tidak perduli kepada kepentingan rakyat, mengapa raja membiarkan ada batu besar di tengah jalan, mengapa pemerintah kerajaan tidak perduli kepada kepentingan umum.
Kemudian lewatlah juga seorang petani yang membawa sejumlah besar hasil pertaniannya di gendong di punggungnya. Si petani berjalan mendekat ke batu besar tersebut dan melihatnya dengan heran.
Tapi kemudian petani ini berpikir, akan ada banyak temannya yang lain yang akan melewati jalan ini dan susah untuk lewat. Segera dia menurunkan hasil taninya dan berusaha untuk mendorong batu besar tersebut ke pinggir.

Setelah berusaha dengan keras mendorong dan mendorong, akhirnya batu besar tersebut dapat dia pinggirkan.
Setelah menghela napas lega, si petani ini kemudian mengambil hasil taninya dan siap untuk memanggulnya lagi, saat itulah dia lalu melihat ada kantong tergeletak tepat dibawah tempat batu besar tadi berada.
Si petani mengambil kantong tersebut kemudian membukanya, isinya ternyata sejumlah besar koin emas dan ada kertas berisi tulisan dengan tanda tangan raja di dalam kantong itu. Tulisan itu berbunyi : Barang siapa yang telah memindahkan batu besar ini berhak untuk membawa pulang kantong berisi koin emas ini, ttd RAJA.

Si Petani telah mempelajari hal yang kebanyakan orang masih sukar untuk mengerti. "Setiap Masalah Sebenarnya Mengandung Kesempatan Dibaliknya Untuk Bisa Meningkatkan Keadaaan Diri Kita Saat ini"

Tergantung bagaimana kita menyikapi masalah, apakah hanya menggerutu, hanya komplain, dan masalah tersebut tetap tidak selesai,

ataukah melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah sesulit apapun masalah itu kemudian mendapat berkah yang ada dibalik masalah tersebut.

Semoga bermanfaat
Salam
MacSukses